Jumat, 13 Mei 2016

Mencintai atau Mengagumi? yang jelas ku lakukan hanya dalam diam

Entah ini mencintai atau mengagumi, yang jelas ku lakukan hanya dalam sebuah diam.

Pertama ku kenal dirinya aku tau bahwa dia adalah salah satu bagian dari remaja masjid yang begitu shaleh. Walau ku tak tau banyak tentang dirinya, namun rasa ini tumbuh ketika ku berbicara padamu walau hanya via media sosial yaitu facebook. 
Memeang aku mengikutimya dari situ karena yang aku tau dia adalah teman sepupuku waktu sd dahulu, walau rumah kita bisa dikatakan berdekatan namun rasanya kita jarang sekali melihat mungkin karena aku yang terlalu sibuk sekolah waktu itu.
Berawal dari saat dimana 3 tahun yang lalu, memang kita sudah berteman difacebook namun rasa kagum ku belum begitu bergejolak padanya. Hingga suatu ketika dia kirim chat kepadaku karena aku yang sering sekali ngelike semua apapun yang dirinya posting. Saat itu dia menanyakan kepadaku dengan sapaan yang begitu sopan, aku ingat sekali percakapan itu, ia memulainya dengan sapaan ‘”Assalamualaikum, maaf ini gina mana ya??”
saat aku melihat kelayar komputer dan itu dari dirinya hati ini begitu bahagia, sampai Almh. Yuli pun bingung ada apa dengan sikapku yang aneh.
“Kenapa gin kayanya seneng banget??”
aku masih saja senyum-senyum sendiri tanpa memperdulikan pertanyaan yuli.
cepatlah aku bergegas untuk membalas pesannya, namun masih dengan keadaan yang sok cuek gitu padahal aku senennnnnng bangettttttttttttttttt.
“Waalaikummussalam, itu kan ada namanya.” Dalam hati sebenernya gak tega bales kaya gitu tapi ya aku paksakan takut dia anggap aku murahan. Hehe
dan aku menunggu balasan darinya sambil menimpali pertanyaan yuli yang sempat tadi aku kacangi. Hehe maaf ya sahabatku ya disurga sana.
“ini aku seneng banget yul, ternyata orang yang selama ini aku kagumi dia ngechat aku”
dengan hebohnya yuli langsung ketawa-ketawa gak jelas gitu, krena dia tau aku itu jarang atau hampir gak pernah dia tau aku suka sama siapa, bahkan dia sempet terbersit bercandaan bahwa dibilangnya aku gak suka sama cowo. Hemmmm emang jahat
tapi ya wajar lah mbo ya temen ku pun berpendapat kaya gitu semua, yaudah makin aku bercandain aja temen-temen ku yang cantik kalo aku terpesona dengannya, eeehh lama-lama temen ku yang cantik kabur semua deh karna takut. Heheheh

okelah balik lagi point of happines. Xixi
tak lama kemudian setelah itu dia membalasnya dengan nada yang menurutku agak jengkel gitu sih. Hehehe
“iya maksudnya gina mana?”
aku membalasnya “bahasanya ambigu nih, maksudnya mana gimana?”
dia membalasnya dengan nada yang agak sedikit merendah gitu “ya maklum pendidikan gak tinggi. Iya maksudnya tinggal dimana?”
hingga pada percakapan yang hampir menjurus kepo gitu, tanya-tanya kerjaan dan lain sebagainya.
pada hari itu pun selesai obrolan antara kami.
keesokan harinya aku chat gak pernah dibales dan aku pun pantang menyerah untuk menyapanya namun itu pun gak dibalesnya juga.
oke pada saat itu aku bertekad gak akan chat dia lagi walau sebenernya kangen banget pengen kaya pertama dia chat aku, tapi yasudahlah mungkin dia gak memperdulikanku.


Hari pun berganti, hingga pada saat sebulan yang lalu.
aku memberanikan diri untuk menyakan sesuatu kepadanya tentang tugas kampus yang berhubungan tentang agama, karena yang aku tau ilmu agamanya sangatlah baik dan aku beranikan untuk mengiriminya pesan walau masih dihinggapi rasa takut dia gak perduli dengan pesan ku.
namun ketakutanku sirna ketika dia langsung merespon pesanku dengan ramahnya.
kala itu aku mengiriminya pesan seperti ini :
“Assalamualaikum ka boleh tanya?”
dan selang beberapa menit dia membalasnya namun rasa itu tak sama seperti dulu saat 3 tahun yang lalu saat pertamama dia membalas pesanku.
kala itu aku merasa biasa saja, karena memang niatku untuk menanyakan pendapatnya tentang sebuah keagamaan.
dia membalasnya “Waalaikummussalam iya tanya aja, tapi gak janji jawab ya”
hemmm ternyata dia masih dingin seperti dulu, baiklah aku memulai pertanyaanku panjang lebar kepadanya.
dan dia pun menjawabnya dengan begitu sangat ahli, bahwa benar memang ilmunya sudah pantas dikatakan sebagai guru agama.
kala itu bahasa kami pun masih sangat baku seakan seperti orang yang tidak pernah berkirim pesan sebelumnya, memang sih sudah 3 tahun yang lalu mungkin juga dia gak pernah mengingatnya tentang kala itu.
namun lama kelamaan bahasan kami semakin kepada bahasan personal antara aku dan dia dan bahasa kami pun berubah seakan merasa lebih dekat.
dia banyak tanya tentang kegiatan ku, memang kala itu kita gak pernah putus chatingan pokonya diusahakan selalu ada bahan obrolan agar tidak putus.
kala itu aku beranikan diri untuk meminta pin bbmnya, namaun dia seperti meledek gitu.
memang setelah aku tau ternyata dia orang yang sangat humoris." Duhhh ilah idaman banget ya :D"
dan akhirnya dia memberiknya, dari situ kami sudah beranjak dari facebook percakapan kami dialihkan kebbm karena memang lebih cepat saja. Padahal aku mah suka aja mau difacebook, bbm atau yang lain sebagainya asalkan bersama dengannya. Heheh



Kala itu dimana keadaan ku merasa terbawahkan, aku seaakan putus asa dengan hidup ku karena penyakit yang ku derita.
namun dialah yang menyemangatiku untuk tetap semangat, bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa.
kala itu dia mengirim pesan kebbm dan menanyakan whatsap, namun dengan seperti gak pede gitu dengan menanyakan menggunakan bahasa inggris padahal dia yang bilang sendiri bahwa dia paling gak pede kalo yang namanya berbahasa inggris.
namun kala itu dia mennyakan “Do you have whatsapp?”
kala itu rasa putus asa ku diselimuti oleh senyum bahagi karna pesanya itu.
dan aku berikanlah nomer whatsapp ku tanpa menanyakan lagi itu untuk apa, karena begitu bahagianya aku.
dan pagi itu ada nomer baru di whatsapp dan mengirimi video tentang motivasi hidup agar tidak berputus asa, dan tanpa fikir panjang aku percaya bahwa itu dia,
dan benar saja, ya memang itu dia.
dia mengirimiku 2 video, kala itu aku terharu sekaligus malu kepadanya betapa perdulinya dia untuk agar aku tidak lagi berputus asa.
aku langsung mengiriminya pesan ucapan terimakasih dan dia membalas dengan motivasi juga agar aku tidak larut dalam sebuah masalah yang sebenarnya bisa dilalui oleh setiap hambanya karena Allah tidak pernah memberi cobaan diluar batas kemampuan hambanya.

sampai saat aku menulis ini pun aku bingung apa yang sebenearnya hati ini berikan untuknya, apakah mengagumi ataukah mencintai??
tapi aku merasa sangatlah tidak pantas untuk mendampingi seseorang yang shaleh sepertinya.
dan saat ini, semua rasa ini hanya dapat ku simpan dalam diam disetiap malam.

-Gn-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar